Allah berfirman Q.S Al Ahzab : 72
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanatkepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
Allah Swt telah menawarkan kepada Langit, bumi dan gunung-gunung sebuah amanah supaya amanah ituditunaikannya. Namun, mereka semua enggan untuk memikulnya maka dipikullah manusia yang dzalim dan jahil. Sedangkan Amanah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Qotadah adalah Dien dan kewajiban-kewajiban serta batasan-batasan. Dien ini yang dipikulkan kepada ummat manusia untuk dipegang dan dijalankan dengan benar. Dan inti dari dien itu sendiri adalah untuk mentauhidkan Allah Swt. Itulah amanah utama yang dibebankan kepada manusia, dan itu juga tugas manusia sebagai hamba Allah. Serta itulah tujuan manusia diciptakan Allah berfirman adz dzariat : 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Kata menyembah-Ku, pada ayat di atas maksudnya adalah mentauhidkan-Ku. Karena Allah swt memerintahkan kita untuk menyembah-Nya saja dan melarang dengan keras yang namanya syirik (menyekutukan Allah). Allah berfirman Q.S an Nisa’ : 39
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“ Sembahlah Allah saja dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”
Allah Juga berfirman didalam Q.S At Taubah : 31
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan
Allah Juga berfirman didalam Q.S al Bayyinah : 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”
Amanah yang paling utama yang diemban manusia dan ia menjadi tugas ummat manusia adalah “mentauhidkan Allah”. Ini adalah tugas utama manusia dan ia menjadi haq khusus Allah yang tidak ada satupun makhluq yang boleh mendapatkan haq tersebut. Karena tujuan inilah Allah menciptakan manusia. Dan karena tujuan itu pula Allah menurunkan kitab-kitab-Nya. Untuk tegaknya tauhid itu, Allah mengutus para Rosul-Nya. Allah SWT berfirman Q.S. Al anbiya : 25, Allah SWT mengatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“ dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum engkau melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak disembah) selain Aku, Maka sembahlah aku saja"
Allah SWT juga berfirman didalam Q.S An Nahl : 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“ dan sungguh, telah Kami utus pada tiap-tiap umat itu seorang Rasul, (masing-masing Rosul berkata kpd umatnya): " Sembahlah Allah (saja), dan jauhi Thaghut"
Betapa penting dan mulianya kedudukan Tauhid dalam Islam, karena ia adalah misi utama para nabi dan Rosul. Ia juga menjadi inti dari ajaran mereka. Ia menjadi poros perjuangan para seluru Rosul. Bahkan dia menjadi Kunci dari Dienul Islam ini. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa La ilaha illallah adalah syarat utama orang disebut muslim. Dengan memegang kalimat itulah seseorang terjaga darah dan hartanya. Rosulullah SAW mengatakan didalam hadits shahih muslim, yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Malik al Asyja’i RA :
مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرُمَ دَمُهَ وَمَالُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ
“ barangsiapa mengucapkan La ilaha illallah ( yang tadi maknanya adalah kafir kepada thaghut dan iman kepada Allah), dan dia kafir kepada segala sesuatu yang diibadati selain Allah ( maksudnya kafir kepada thaghut), maka terlindungilah, terjagalah darah dan hartanya, serta perhitungannnya atas Allah “ ( HR. Muslim )
Allah juga menjadikan ajaran Tauhid millah Ibrahim ini. Sebagai syarat seseorang disebut muslim. Seseorang akan menjadi muslim dengan berkomitmen dengan ajaran hanif millah Ibrahim, yaitu tauhid.Allah berfirman Q.S al Hajj : 78
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Q.S al Hajj : 78
Tauhid ini menjadi inti perjuangan dalam Islam ini. Bahkan pedang-pedang jihad pun terhunus dalam penegakannya. Pedang jihad terhunus dalam rangka menegakkan Tauhid dan menghilangkan kemusyrikan. Allah berfirman Q.S al Baqarah : 193
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ
“ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim”
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Ibnu Umar. Rosulullah saw bersabda :
امِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا اَنْ لاَ اله الا الله, وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ َيُؤْتُوا الزَّكَاةَ, وَاِذاَ فَعَلُوا ذَالِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَاَمْوَالَهُم اِلاَّ بِحَقِّ لاسْلاَمِ وَحِسَابُهُم عَلىَ اللهِ تَعَالىَ رواه البخاري ومسلم
"saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa La ilaha illallah dan Muhammad adalah Rosulullah, mereka mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan apabila mereka telah melaksanakannya, mereka telah menjaga darah dan harta mereka dari ku kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungannya atas Allah Ta’ala “ ( HR Bukhari dan Muslim ) si dalam Riwayat lain disebutkan
امِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُوالُوا لاَ اله الا الله , وَمَنْ قَالَ لاَ اله الا الله
فَقَدْ عَصَمَ مِنِّى دمه وَمَالَهَ وَحِسَابُهُ عَلىَ اللهِ تَعَالى. رواه البخاري ومسلم
“ Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka berkata La ilaha illallah, barangsiapa yang berkata La ilaha illallah maka dia telah menjaga darah dan hartanya dariku, dan perhitungannya atas Allah Ta’ala”.( HR Bukhari-Muslim )
Bahkan Tauhid menjadi kunci keselamatan di dunia dan akhirat. Kalimat La ilaha illallah juga menjadi kunci surga. Kalimat La ilaha illallah lebih berat dari pada berat langit dan bumi. Ia merupakan kalimat yang dengannya bumi dan langit menjadi ada. Karena kalimat inilah seluruh makhluq diciptakan, dan dengannya pula, Allah menurunkan kitab-kitab-Nya, Mengutus para rosul-Nya dan menetapkan syari’at-Nya. Karenanya pula timbangan ditegakkan, catatan amal diletakkan, dan taman surga serta api neraka menjadi ada. Sebuah kalimat yang membagi manusia menjadi dua golongan antara muslim dan kafir. Karena kalimat ini dan hak-haknya terjadi pertanyaan dan jawaban, Karenanya juga pahala dan siksa menjadi ada. Diatas kalimat ini syariat ditegakkan, dan Qiblat ditetapkan. Dan diatasnya pula Millah para Nabi ini dibangun. Dan karena kalimat ini, dakwah diperintahkan dan pedang-pedang jihad terhunus. Dan ini merupakan haq khusus bagi Allah atas hamba-hamba-Nya. Ia merupakan Al Urwah al Wutsqa (Tali yang amat kokoh), yang mana jika tali itu dipegang maka ia akan sampai kepada Allah SWT.
0 comments:
Post a Comment