Menyingkap Topeng Salafi
Oleh : Sahlan Ahmad
Untuk mengupas siapa Salafi sebenernya, ada baiknya kita kembali ke dunia nyata. Karena berdebat teoritis dengan mereka, rasanya tidak ada ujung dan pangkalnya.
🔹Pertama, salafi berpendapat bahwa wajib taat kepada pemimpin muslimin, adil maupun zalim. Apapun bentuk negara dan konstitusinya. Selama masih shalat.
Baiklah, anggap kita sepakat dalam masalah ini.
Tapi apa yang terjadi di Mesir?
Ketika Mursi naik menjadi presiden dengan cara "damai". Artinya dia menjadi presiden dari pemilu bukan hasil pemberontakan. Tidak sekali pun ucapan selamat keluar dari bibir orang salafi utk Mursi. Sebagai tanda tunduk kepada seorang ulil amri yang baru.
Setahun kemudian, ketika jenderal Assisi melakukan kudeta militer berdarah. kemana salafi berpihak? Salafi malah bergabung dengan para pemberontak, dan mengeluarkan fatwa, bahwa halal menumpahkan darah demonstran pendukung Mursi.
Pertanyaannya, kenapa salafi tidak tunduk kepada "ulil amri" yang sah (Mursi) dan malah berpihak kepada pemberontak?
🔹Kedua, tidak boleh mengumumkan jihad tampa seijin imam. Konsekuensinya adalah mereka tidak mendukung jihad Palestina.
Anggap kita setuju dengan mereka dalam hal ini. Sekali lagi, anggap, anggap kita setuju dengan mereka. Mari kita lihat kenyataan yang terjadi.
Ketika Dammaj salah satu wilayah di Yaman, diserang oleh milisi Syiah, tiba tiba kelompok salafi mengumumkan jihad. Dan menyeru agar para pemuda datang membantu mereka. Selidik punya selidik, ternyata di salah satu sisi di wilayah Dammaj merupakan markasnya Salafi. Sehingga sangat mungkin ini terjadi. Kemungkinan mereka terdesak, sehingga lupa dengan prinsip yang dipegang.
Ya Allah.... Mereka baru sehari diserang langsung berteriak jihad.... Jihad... Jihad. Padahal presiden Yaman Ali Abdullah Shaleh belum mengumumkan jihad?
🔹Ketiga, salafi selalu menjadi penghianat dalam perjuangan umat Islam.
Salah satu buktinya adalah ketika jihad Aljazair meletus, melawan penjajah Fasis Italia, muncul kelompok yang mengaku paling salaf, yang menfatwakan bahwa Umar Mukhtar dan pengikutnya adalah khawarij yang wajib diperangi. Sementara penjajah Italia adalah ulil amri yang harus ditaati.
🔹Keempat, salafi mengakui batas teritorial buatan penjajah. Konsekuensinya adalah umat islam wajib taat kepada ulil amri setempat.
Artinya umat Islam Indonesia wajib taat kepada ulil amri Made In Indonesia. Dan seterusnya.
Anggap kita setuju dengan mereka dalam masalah ini. Sekali lagi, anggap saja! Tapi kenapa mereka tidak mendukung jihad Imarah Afganistan?
Bukan kah pemimpin sah Imarah Afganistan adalah Taliban? Dan mereka mendeklarasikan jihad? Pertanyaannya, atas alasan apa mereka tidak mendukung jihad Afganistan?
Bukankah jihad di sana adalah hasil deklarasi ulil amri setempat, yaitu Taliban? Begitu pula dengan jihad Palestina. Kalau mereka konsisten, apa urusannya mereka mencela jihad Palestina?
Bukankah Mahmud Abbas, Presiden Palestina hari ini juga mendeklarasikan jihad. Artinya, jihad mereka mendapatkan legalitas dari ulil amri setempat.
Saya jadi curiga, jangan jangan ulil amri bukan lagi wilayah agama semata, tapi masalah politik dan kepentingan. Atau memang ulil amri mereka hanya penguasa Saudi?
🔸🔹🔸🔹
0 comments:
Post a Comment