Thursday, June 1, 2017

Teman yang Buruk Merusak Hati

Akibat polusi

Hidup di tengah-tengah ahli maksiat dapat mematikan hati seseorang, lalu bagaimana halnya jika hidup di tengah-tengah orang-orang kafir! Kekufuran mereka pada awalnya hanya membuat goresan dan jejak pada hati yang dari waktu ke waktu akan menjadi ukiran dan pahatan yang hampir tidak mungkin untuk dihilangkan. Mereka dapat menghancurkan fitrah seseorang menuju sebuah titik yang mana tidak bisa kembali lagi, jadi keraguan dan hasrat dari hatinya akan sepenuhnya membelenggu dirinya.

Dalam hadits tentang seorang pria yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang dan kemudian memutuskan untuk bertaubat, seorang ulama berkata kepadanya, “Pergilah menuju sebuah negeri ini dan ini, karena didalamnya terdapat orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah. Maka Beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan jangan pernah kembali ke negerimu, karena negerimu itu adalah negeri yang buruk(jahat).” (Shahih Muslim).

Jarir ibnu Abdullah (radhiyallahu 'anhu) berkata bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda : "Aku berlepasdiri dari setiap muslim yang hidup di tengah-tengah kaum musyrikin. Tidak akan terkumpul dua api mereka berdua." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Bahkan jika seseorang selalu menghabiskan waktunya di masjid untuk sholat, dzikir dan belajar ilmu agama, sementara dia hidup bersama (komunitas) kaum Muslimin yang hidup berdampingan dengan orang-orang kafir dan meninggalkan jihad, maka orang seperti ini hanya akan membangun hujjah (bukti) yang paling kuat (untuk menjatuhkan dirinya sendiri di hari Kiamat) atas dirinya dan dosa-dosanya.

Juga dikatakan oleh Abu Musa Al-'Asy'ari (radhiyallahu ‘anhu) bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) membakar pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (Al-Bukhari dan Muslim)

Jadi, teman yang buruk (ahlu maksiat) mau tidak mau akan tetap mempengaruhi kalian. Dan dosa yang paling berat pada zaman ini adalah qu’ud (meninggalkan jihad), dikarenakan hukum jihad sekarang adalah Fardhu ‘ain (Wajib atas setiap individu). Lalu bagaimana bisa seseorang merasa senang bersama teman-teman yang meninggalkan jihad?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (rahimahullah) berkata, “Inti dari hijrah adalah untuk meninggalkan dosa dan para pelakunya (ahlul maksiat), termasuk hajr (menjauhi / memboikot) para penyeru bid’ah, maksiat, dan mereka yang berbaur bersama mereka atau membantu mereka. Demikian pula, bagi seseorang yang meninggalkan Jihad (amalan yang tanpanya dia tidak bisa mencapai maslahah apapun) harus dihukum dengan hajr (boikot), karena dia tidak mengarahkan kaum Muslimin menuju ketaqwaan dan jalan yang benar. Dan seperti, para zunah (pezina), para luthiyah (pelaku sodomi), para qu’ud (orang yang meninggalkan jihad), para ahlul bid’ah (orang-orang yang membuat perkara baru dalam hal agama) dan para peminum Khamr (pemabuk), semuanya berbahaya bagi Dienul Islam, dan membaur bersama mereka juga suatu hal yang berbahaya. Mereka tidak mengarahkan menuju jalan yang benar atau tidak juga mengarahkan kepada ketaqwaan. Barangsiapa yang tidak meninggalkan mereka maka dia telah meninggalkan sebuah kewajiban dan jatuh ke dalam suatu hal yang dilarang.” (Majmu’ al-Fatawa)

Apakah kalian merasa senang berbaur dengan mereka yang disebutkan oleh Syaikhul Islam yaitu para pezina, kaum sodom, dan juga para ahlul bid’ah dan para peminum khamr? Wallahi, mereka akan menghancurkan Dien seseorang sampai orang itu mendapati dirinya di Neraka!

Sumber : Majalah Dabiq Edisi 3

***

Maktabatul Ilmi

Sebarkan

0 comments:

Post a Comment